Rabu, 05 Februari 2014

Mentan Beri Bantuan Korban Banjir dan Tanah Longsor Kudus

               

                Menteri Pertanian, Suwono menghadiri Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor Kabupaten Kudus 2014 yang diselenggarakan di pedopo kabupaten Kudus (4/2/2014). Dalam rapat tersebut, Bupati Musthofa melaporkan kondisi banjir di Kudus  beserta dampak yang ditimbulkan dari berbagai aspek, terutama pertanian dan peternakan. Rapat tersebut juga dihadiri oleh perwakilan kepala daerah kabupaten Demak, Grobogan, Pati dan Jepara.
Banjir yang telah melanda lima kecamatan di Kabupaten Kudus sejak 20 Januari 2014 hingga saat ini, menyebabkan kerugian hingga ratusan miliar. Roda perekonomian sempat terhambat karena banjir telah memutuskan jalur penghubung kota Kudus-Demak hingga 5 hari serta banyaknya kerusakan infrastruktur seperti jalan dan jembatan yang putus. Selain itu proses belajar mengajar juga terganggu karena pihak sekolah menghentikan aktifitas belajar mengajar. Akibat banjir dan tanah longsor, 16 jiwa dinyatakan meninggal dan 14.442 jiwa berada di pengungsian yang tersebar di lebih dari 53 titik.
Di bidang pertanian, banjir yang menggenangi 6.295 Ha lahan pertanian dan merusak infrastruktur diperkirakan telah menyebabkan kerugian dengan total hingga Rp. 90,503,500,000 ,00. Di bidang peternakan total kerugian mencapai Rp. 5,446,560,000,00 akibat 90.957 hewan ternak mati dan puluhan kandang rusak. Sedangkan di bidang perkebunan kerugian diperkirakan mencapai Rp.1,037,190,000,00.  Prediksi tersebut diperkirakan masih dapat bertambah karena curah hujan masih cukup tinggi.
Oleh karena itu, pemerintah kabupaten Kudus mengajukan usulan rehabilitasi pasca banjir tahun 2014 baik berupa pemberian bibit, pupuk, obat-obatan , pakan konsentrat dan perbaikan sarana prasarana pertanian. Bupati Mustofa menjelaskan bahwa Kabupaten Kudus tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri, pemerintah kabupaten Kudus sangat mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat dan koordinasi /bekerjasama dengan kabupaten di sekitarnya untuk menyelesaikan persoalan ini. Mengingat bencana banjir dan tanah longsor tidak hanya terjadi di Kudus tapi juga kabupaten lainnya disekitar Kudus seperti Demak, Jepara, Pati dan Grobogan. Selain itu beliau juga berharap agar bantuan yang yang diberikan oleh Kementrian Pertanian bisa tepat sasaran. “Saya berharap bantuan yang diberikan Kementan bisa tepat sasaran. Seluruh SKPD harus terus melakukan pembinaan pada petani”, tutur Bupati Mustofa.
Menteri Suwono menjelaskan bahwa bencana banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia belum mengganggu ketahanan pangan nasional. Namun, pemerintah akan terus waspada terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa dan dampak yang melebihi apa yang dilaporkan. Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan tinggi akan terus berlangsung hingga pertengahan Februari. Sehingga, tindakan antisipasi sangat penting. Selain itu beliau juga menginginkan adanya inventarisasi yang valid mengenai kemungkinan tanaman yang masih bisa hidup meski terendam banjir.
Untuk menangani persoalan tersebut, Kementerian Pertanian akan memberikan bantuan berupa benih, transplant metter, traktor dan optimasi lahan. Oleh karena itu, beliau meminta agar pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian Kota/Kabupaten segera melakukan validasi data kepada Dinas Pertanian Provinsi untuk dilaporkan kepada Kementrian Pertanian. “Tanggung jawab masing-masing sudah ada, jika permasalahan tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah kota maka akan dibantu oleh pemerintah provinsi, namun jika pemerintah provinsi masih belum bisa membantu laporkan pada pemerintah pusat. Segera laporkan validasi data, hal ini sangat penting agar bantuan yang diberikan bisa tepat sasaran”, tutur Menteri Suwono.

Menteri Suwono menghimbau agar pemerintah daerah dapat berkoordinasi dengan TNI untuk mengerahkan personil baik untuk proses penanaman, optimasi lahan maupun pemberantasan hama. Karena, sejak 2 tahun lalu sudah ada penandatanganan MoU antara PanglimaTNI dan Kementerian Pertanian untuk membantu menjaga ketahanan pangan nasional. Beliau juga mengingkan adanya perubahan sistim dalam berkomunikasi dimana pemerintah daerah dapat menghimbau para petani agar langsung berkomunikasi dengan Kementerian jika ada keluhan.