Jumat, 02 Mei 2014

Allah Nggak Pernah Salah Mempertemukan dan Memperkenalkan Kita

Life is Love, Learn and Share
Hidup itu mengasihi,
Hidup itu belajar,
dan hidup adalah tentang berbagi 


Senang, sedih, bahagia, rindu, gelisah, kecewa, haru dan lain sebagainya. Apapun rasa yang ada, saya rasa seluruh mahluk di dunia mengidam-idamkan untuk terus hidup bahagia.
Ketika sedikit saja disentuh oleh rasa kecewa atau kesedihan, langsunglah mengadu.
Entah pada Tuhan, keluarga, sahabat, teman atau kekasih. Dengan harapan rasa tidak mengenakkan itu segera menguap...

Itu wajar saja terjadi,
Namun, kita harus tau... Karena pernah merasakan kesedihan itulah, bahagia menjadi sebuah kenikmatan. Karena pernah dikecewakan itulah, kita bisa merasakan betapa menyenangkannya dicintai....
Jadi, sebenarnya baik suka ataupun duka, kita tetap membutuhkan kedua jenis perasaan itu untuk tetap hinggap dalam hati kita.

Begitu pula dengan insan-insan yang dihadirkan oleh Tuhan dalam kehidupan kita...
Ada yang baik-menyenangkan, ada pula yang jahat-menjengkelkan...
Kalau menurut saya, seluruh orang yang pernah kita temui atau kenal merupakan media yang Allah berikan untuk kita belajar, saling mengasihi dan berbagi dalam kehidupan.
Karena nggak ada manusia yang sempurna. Kita harus belajar, berbagi dan saling mengasihi dengan sesama agar hidup kita menjadi SEMPURNA (gaya Demian,hehehe)....

Jadi nih ya, kalo misal kita dihadapkan pada orang yang sangat menyebalkan-menjengkelkan.. Ya jangan protes sama Allah “Ya Allah kok bisa sih aku kenal sama dia, kok bisa sih ABCDEFG dst....”.

BELAJARLAH. Iya belajarkan, sekalipun mereka menjengkelkan kita harus bisa belajar dari mereka. Belajar untuk tidak meneladani sikap buruknya. Belajar untuk tidak melukai perasaan orang lain, belajar untuk tidak mengecewakan orang lain, belajar untuk tidak menjadi sumber kesusahan bagi orang lain... Setidaknya meminimalisir  
Dan ketika kita dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa membahagiakan hati.

BERSYUKURLAH. Iya bersyukur, dengan cara mengasihi mereka. Bagilah hal baik yang bisa kita bagi. Dan belajarlah dari mereka untuk meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain. Apalagi disaat mereka masih berada di dekat kita, di sisi kita.
Karena ketika perpisahan telah tiba, setidaknya tidak ada penyesalan mendalam karena kita telah berusaha meninggalkan kesan yang baik sebelumnya. 

Seperti yang terjadi di bulan April ini,
Bagiku April tahun ini indaaah banget. Bahkan aku takut harus beranjak dari bulan April. Aku tau, ketika April berlalu mungkin semuanya berbeda...
Iya, berbeda.......
Di bulan April ini banyak banget senyum, tawa dan tangis haru yang membumbu.....
Aku bisa merasakan kelegaan hati yang dirasakan oleh sahabat-sahabatku ketika mereka menanggalkan status kemahasiswaannya untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Beberapa saat menjelang hingga malam usai wisudha, ada rasa gelisah yang dahsyat, sampai aku sendiri juga nggak tahan untuk membendung air mata...
Satu hal dengan dua efek rasa yang berbeda.... di satu sisi, aku seneng banget menyaksikan teman2 baikku diwisudha, usai menyelesaikan sebagian tanggung jawab dan bersiap memulai kehidupan yang pasti lebih membanggakan...
Di satu sisi, ada rasa sepi....
Iyalah, aku harus melepas teman-teman yang begitu baik, hangat dan memberikan banyak inspirasi buat aku... Beberapa diantaranya adalah Mba Tika dan Lilin.

Mbak Tika, penghuni kamar nomor 28 di Wisma Dewi. Kamarnya sebelahan sama kamarku, meski begitu aku jarang menghabiskan waktu bersama dengan mbak tika.
Soalnya aku sok sibuk, hehehe... Aku lebih sering ikut kegiatan ini itu sedangkan mbak tika lebih suka anteng di kost... Tapi sekali kami berduaan di kamar, hati kami yang berbicara... Segala resahku, bahagiaku semuanya tercurah ke mbak tika... Istilah kerennya Quality Time gitu deh... 

Mbak tika itu pendiem, pemalu dan enggak pernah absen buat mengalah. Kadang aku bingung gitu kalau sama mbak tika. Kok ada ya orang baik kayak yang di sinetron ini muncul di kehidupan nyata. Mbak Tika itu Leo, sedangkan aku Virgo. Tapi kepribadian kami kayak ketuker. Mbak Tika justru lebih sabar, hampir setiap aku ke kamar mbak Tika dan cerita tentang suatu hal dia pasti bilang “sabar”....
Aku tuh sebenernya egois, dari mbak Tika aku mulai belajar buat memahami keinginan orang lain. Memahami bahwa orang lain juga punya ego dan pengen dimengerti.....
Makasih ya mbak, aku seneng banget punya tetangga sebaik kamu....
Mbak Tika juga janji ya untuk belajar BERANI ngomong di depan banyak orang. Nggak akan ada yang ngetawain kamu kok mbak.

Lilin, temen sekelas dari awal kuliah tapi baru deket di semester 7 lalu karena kami satu tim di makul Kampanye PR. Miss Rebeek yang hobi ngomong “keleus”. Dia itu manjaaaaa banget, udah gitu alay pulaa. Tapi karena lilin alay itu deh aku jadi nyaman berteman sama lilin. Mungkin karena aku melihat lilin bisa menjadi orang yang “alay” atau ekspresif. Sedangkan aku selama ini lebih banyak dilihat oleh orang-orang disekitarku sebagai orang yang “strenght”. Iya aku sadar, aku ini membosankan, enggak bebas, aku ini nggak ekspresif. Bukan karena ingin dilihat sebagai sosok yang “begini” atau “begitu”. Tapi ya memang semenjak aku kuliah aku nggak bisa ekspresif dan aku nggak tau kenapa. Bisa dibilang aku belajar untuk lebih ekspressif dari lilin, meskipun belum se-alay lilin. hahaha

Lin, kita emang baru deket, tapi rasanya udah lama banget deket sama kamu. Kadang kita enggak butuh durasi waktu yang panjang untuk mengenal dan nyaman dengan orang lain kan lin? Every where you go, selalu ada do’a-do’a terbaik dari temanmu ini yang menyertai langkahmu.

Sedih, iya bangeeet.
Tapi, aku tau meskipun kami sudah berpisah kami akan tetap saling mendoakan dalam kebaikan. Selamat melangkah di kehidupan baru yang lebih membanggakan dan membahagiakan ya sahabat-sahabatku... :)

ALLAH NGGAK PERNAH SALAH MEMPERTEMUKAN DAN MEMPERKENALKAN KITA