Life is Love, Learn and Share
Hidup itu mengasihi,
Hidup itu belajar,
dan hidup adalah tentang berbagi
Senang, sedih, bahagia, rindu, gelisah, kecewa, haru
dan lain sebagainya. Apapun rasa yang ada, saya rasa seluruh mahluk di dunia
mengidam-idamkan untuk terus hidup bahagia.
Ketika sedikit saja disentuh oleh rasa kecewa atau
kesedihan, langsunglah mengadu.
Entah pada Tuhan, keluarga, sahabat, teman atau
kekasih. Dengan harapan rasa tidak mengenakkan itu segera menguap...
Itu wajar saja terjadi,
Namun, kita harus tau... Karena pernah merasakan
kesedihan itulah, bahagia menjadi sebuah kenikmatan. Karena pernah dikecewakan
itulah, kita bisa merasakan betapa menyenangkannya dicintai....
Jadi, sebenarnya baik suka ataupun duka, kita tetap
membutuhkan kedua jenis perasaan itu untuk tetap hinggap dalam hati kita.
Begitu pula dengan insan-insan yang dihadirkan oleh
Tuhan dalam kehidupan kita...
Ada yang baik-menyenangkan, ada pula yang jahat-menjengkelkan...
Kalau menurut saya, seluruh orang yang pernah kita
temui atau kenal merupakan media yang Allah berikan untuk kita belajar, saling
mengasihi dan berbagi dalam kehidupan.
Karena nggak ada manusia yang sempurna. Kita harus
belajar, berbagi dan saling mengasihi dengan sesama agar hidup kita menjadi SEMPURNA
(gaya Demian,hehehe)....
Jadi nih ya, kalo misal kita dihadapkan pada orang
yang sangat menyebalkan-menjengkelkan.. Ya jangan protes sama Allah “Ya Allah
kok bisa sih aku kenal sama dia, kok bisa sih ABCDEFG dst....”.
BELAJARLAH. Iya belajarkan, sekalipun mereka
menjengkelkan kita harus bisa belajar dari mereka. Belajar untuk tidak
meneladani sikap buruknya. Belajar untuk tidak melukai perasaan orang lain,
belajar untuk tidak mengecewakan orang lain, belajar untuk tidak menjadi sumber
kesusahan bagi orang lain... Setidaknya meminimalisir
Dan ketika kita dipertemukan dengan orang-orang yang
luar biasa membahagiakan hati.
BERSYUKURLAH. Iya bersyukur, dengan cara mengasihi mereka. Bagilah hal baik yang bisa kita bagi. Dan belajarlah dari mereka untuk meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain. Apalagi disaat mereka masih berada di dekat kita, di sisi kita.
BERSYUKURLAH. Iya bersyukur, dengan cara mengasihi mereka. Bagilah hal baik yang bisa kita bagi. Dan belajarlah dari mereka untuk meninggalkan kesan yang baik kepada orang lain. Apalagi disaat mereka masih berada di dekat kita, di sisi kita.
Karena ketika perpisahan telah tiba, setidaknya tidak
ada penyesalan mendalam karena kita telah berusaha meninggalkan kesan yang baik
sebelumnya.
Seperti yang terjadi di bulan April ini,
Bagiku April tahun ini indaaah banget. Bahkan aku
takut harus beranjak dari bulan April. Aku tau, ketika April berlalu mungkin
semuanya berbeda...
Iya, berbeda.......
Di bulan April ini banyak banget senyum, tawa dan
tangis haru yang membumbu.....
Aku bisa merasakan kelegaan hati yang dirasakan oleh
sahabat-sahabatku ketika mereka menanggalkan status kemahasiswaannya untuk
melanjutkan perjalanan mereka.
Beberapa saat menjelang hingga malam usai wisudha, ada
rasa gelisah yang dahsyat, sampai aku sendiri juga nggak tahan untuk membendung
air mata...
Satu hal dengan dua efek rasa yang berbeda.... di satu
sisi, aku seneng banget menyaksikan teman2 baikku diwisudha, usai menyelesaikan
sebagian tanggung jawab dan bersiap memulai kehidupan yang pasti lebih
membanggakan...
Di satu sisi, ada rasa sepi....
Iyalah, aku harus melepas teman-teman yang begitu
baik, hangat dan memberikan banyak inspirasi buat aku... Beberapa diantaranya
adalah Mba Tika dan Lilin.
Mbak Tika, penghuni kamar nomor 28 di Wisma Dewi. Kamarnya
sebelahan sama kamarku, meski begitu aku jarang menghabiskan waktu bersama
dengan mbak tika.
Soalnya aku sok sibuk, hehehe... Aku lebih sering ikut
kegiatan ini itu sedangkan mbak tika lebih suka anteng di kost... Tapi sekali
kami berduaan di kamar, hati kami yang berbicara... Segala resahku, bahagiaku semuanya
tercurah ke mbak tika... Istilah kerennya Quality Time gitu deh...
Mbak tika itu pendiem, pemalu dan enggak pernah absen buat mengalah. Kadang aku bingung gitu kalau sama mbak tika. Kok ada ya orang baik kayak yang di sinetron ini muncul di kehidupan nyata. Mbak Tika itu Leo, sedangkan aku Virgo. Tapi kepribadian kami kayak ketuker. Mbak Tika justru lebih sabar, hampir setiap aku ke kamar mbak Tika dan cerita tentang suatu hal dia pasti bilang “sabar”....
Aku tuh sebenernya egois, dari mbak Tika aku mulai
belajar buat memahami keinginan orang lain. Memahami bahwa orang lain juga
punya ego dan pengen dimengerti.....
Makasih ya mbak, aku seneng banget punya tetangga
sebaik kamu....
Mbak Tika juga janji ya untuk belajar BERANI ngomong
di depan banyak orang. Nggak akan ada yang ngetawain kamu kok mbak.
Lilin, temen sekelas dari awal kuliah tapi baru deket di
semester 7 lalu karena kami satu tim di makul Kampanye PR. Miss Rebeek yang
hobi ngomong “keleus”. Dia itu manjaaaaa banget, udah gitu alay pulaa. Tapi karena
lilin alay itu deh aku jadi nyaman berteman sama lilin. Mungkin karena aku
melihat lilin bisa menjadi orang yang “alay” atau ekspresif. Sedangkan aku
selama ini lebih banyak dilihat oleh orang-orang disekitarku sebagai orang yang
“strenght”. Iya aku sadar, aku ini membosankan, enggak bebas, aku ini nggak
ekspresif. Bukan karena ingin dilihat sebagai sosok yang “begini” atau “begitu”.
Tapi ya memang semenjak aku kuliah aku nggak bisa ekspresif dan aku nggak tau
kenapa. Bisa dibilang aku belajar untuk lebih ekspressif dari lilin, meskipun
belum se-alay lilin. hahaha
Lin, kita emang baru deket, tapi rasanya udah lama banget deket sama kamu. Kadang kita enggak butuh durasi waktu yang panjang untuk mengenal dan nyaman dengan orang lain kan lin? Every where you go, selalu ada do’a-do’a terbaik dari temanmu ini yang menyertai langkahmu.
Sedih, iya bangeeet.
Tapi, aku tau meskipun kami sudah berpisah kami akan
tetap saling mendoakan dalam kebaikan. Selamat melangkah di kehidupan baru yang
lebih membanggakan dan membahagiakan ya sahabat-sahabatku... :)
ALLAH NGGAK PERNAH SALAH MEMPERTEMUKAN DAN
MEMPERKENALKAN KITA