Gambaran mengenai
bagaimana dan kapan proses kreatif sedang berjalan sangat abstrak untuk
dijelaskan. Proses kreatif berjalan dengan misterius, personal dan subjektif.
Meskipun demikian, untuk berpikir kreatif terdapat pola-pola berulang yang
sama.
Wallas dalam Solso
(1998) mengemukakan bahwa sebelum dihasilkan suatu produk kreatif, ada empat
tahap dalam proses kreatif yang harus dilalui, yaitu tahap persiapan, tahap
inkubasi, tahap iluminasi dan tahap verifikasi.
Penjelasan singkat tahap-tahap
tersebut sebagai berikut.
- Tahap Persiapan
Tahap ini
merupakan tahap pengumpulan informasi atau data yang diperlukan untuk
memecahkan suatu masalah, Berbekal ilmu pengetahuan dan pengalaman, individu
menjajaki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah. Memang, di sini
belum ada arahan yang tentu atau tetap, akan tetapi alam pikirannya
mengeksplorasi bermacam-macam alternatif. Pada tahap ini pemikiran divergen
atau pemikiran kreatif sangat dibutuhkan.
2. Tahap Inkubasi
Tahap ini adalah
tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini
berlangsung dalam waktu tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan,
bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit, atau
detik saja). Dalam tahap ini ada kemunginan terjadi proses pelupaan terhadap
konteksnya dan akan teringat kembali pada saat berakhirnya tahap pengeraman dan
munculnya masa berikutnya.
3. Tahap Iluminasi
Tahap ini adalah
tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam
tahap ini muncul bentuk-bentuj cetusan spontan, seperti digambarkan oleh Kohler
dengan kata-kata “now I see” yang
berarti “oh ya”.
4. Tahap Verifikasi
Tahap ini disebut
juga tahap evaluasi, yaitu suatu tahap ketka ide atau kreasi baru tersebut
harus diuji terhadap realitas. Tahap ini membutuhkan pemikiran kritis dan
konvergen. Pada tahap ini proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti
oleh pemikiran konvergensi (pemikiran kritis). Pemikiran dan sikap spontan
harus diikuti oleh kritik. Firasat harus diikuti sikap hati-hati dan imajinasi
oun harus diikuti oleh pengujuan terhadap realitas.
Guilford dalam Fahoroh (1990)
menjelaskan bahwa ada lima tahapan dalam berpikir kreatif.
Berikut ini adalah kelima
tahapannya :
- Memahami masalah
Orang-orang
yang kreatif biasanya memiliki kepekaan istimewa terhadap masalah. Mereka
selalu bertanya dan cenderung mencari sendiri masalah-masalah daripada menunggu
orang lain menyodorkan masalah untuk mereka pecahkan. Mereka senang memilih
tujuan yang menantang dan akan berusaha mencapainya sampai berhasil, sejauh
usaha itu memberi peluang bagi munculnya ide-ide baru.
- Merumuskan masalah
Orang-orang
yang kreatif lebih toleran menghadapi ketidakpastian. Namun, umumnya mereka
cenderung mencoba merumuskan sendiri suatu masalah sehingga masalah itu menjadi
bermakna, dalam arti membuka kesempatan bagi mereka untuk menemukan
jawaban-jawaban yang imajinatif dan orisinal.
- Mengedepankan pikiran
Orang-orang
yang kreatif pandai menemukan ide-ide yang orisinal. Mereka tidak segera
mengerjakan hipotesis secara intuitif sebelum menyelidiki fakta-fakta. Ide
mereka bermacam-macam dan terus mengalir, sedangkan fantasi dan imajinasi
mereka luas biasa. Orang-orang yang kreatuf tidak takut menggantikan yang biasa
dengan yang tidak biasa untuk menghasilkan sesuatu yang sama sekali baru.
- Iluminasi atau pencerahan
Dalam
psikologi hal ini disebut AHA-erlebnis.
Pengalaman AHA ialah rasa lega yang
menyertai dicapainya insight atau
pencerahan dalam memecahkan masalah secara tiba-tiba. Orang-orang yang kreatif
biasanya akan mengerahkan energi yang lebih besar lagi. Mereka ingin segera
melihat hasil usaha pada tahap pengendapan pikiran.
- Evaluasi
Tahap ini
menimbulkan kesan sebagai unsir yang tidak kreatif. Pada tahap ini,
kenyataannya orang-orang yang kreatif biasanya senang menyelidiki segala dampak
atau akibat dari ide-ide dan ciptaan mereka dengan cara mengevaluasinya kembali
ke permulaan.
Sumber